Dewan Kesenian Papua Tengah Dorong Pelestarian Budaya Lewat Lomba Yospan 2025
Nabire, 20 November 2025 – Dewan Kesenian Provinsi Papua Tengah secara resmi membuka Lomba Yosim Pancar (Yospan) 15 Grup 2025 yang dipimpin langsung oleh Ketua Dewan Kesenian Papua Tengah, Novid Nawipa, bertempat di GOR Kotalama Nabire, Kamis (20/11).
Pembukaan tersebut berlangsung meriah dengan dihadiri ratusan penonton, para dewan juri, panitia, serta grup-grup seni dari berbagai daerah yang menampilkan tarian khas Papua.
Dalam sambutannya, Novid Nawipa menegaskan bahwa Yospan bukan hanya tontonan hiburan, tetapi tarian yang memiliki nilai persaudaraan, harmoni, dan identitas budaya Papua. Ia juga mengingatkan bahwa sejak berkembang pada era 1960-an, Yospan telah menjadi simbol persatuan yang mengakar kuat di Tanah Papua.

“Yospan adalah tarian yang membentuk karakter dan persatuan orang Papua. Nilai-nilai di dalamnya sudah hidup sejak lama dan harus terus kita jaga,” tegas Nawipa.
Ia menilai bahwa pelaksanaan Lomba Yosim Pancar 2025 merupakan langkah penting dalam pelestarian seni budaya daerah. Yospan tidak hanya sebagai tradisi, tetapi juga ruang kreatif bagi generasi muda Papua untuk mengekspresikan identitas budaya mereka. Nawipa turut menyampaikan apresiasi kepada panitia, seniman, dan seluruh pihak yang telah menyukseskan kegiatan tersebut.
Kepada seluruh peserta, Nawipa berpesan agar menampilkan Yospan bukan hanya sebagai rangkaian gerak, melainkan sebagai persembahan yang lahir dari hati untuk menunjukkan kecintaan terhadap budaya Papua.
Secara resmi, ia membuka Lomba Yosim Pancar 2025 dan berharap kegiatan ini berlangsung meriah, aman, serta membawa semangat persatuan bagi masyarakat Papua Tengah.
“Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa memberkati kita semua,” ujar Nawipa menutup sambutan.
Sementara itu, Ketua Panitia Lomba Yospan 2025, Yance Nawipa, menjelaskan bahwa Yosim Pancar merupakan perpaduan dari ragam budaya Papua. Tarian ini menggabungkan gerak dan ritme dari wilayah Meepago, Nabire, Paniai, Deiyai, hingga daerah pesisir lainnya.
“Semua unsur itu disatukan di satu panggung, menciptakan tarian yang mengekspresikan semangat, kebersamaan, dan identitas kita sebagai orang Papua,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa Yospan adalah warisan budaya penting yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.
“Tarian ini mengingatkan kita tentang persaudaraan, kehangatan, dan rasa memiliki sebagai satu bangsa Papua. Ini warisan yang wajib kita pelihara,” tambah Yance.
Dengan terselenggaranya lomba ini, Dewan Kesenian Papua Tengah berharap seni budaya Papua semakin lestari, berkembang, dan menjadi kebanggaan masyarakat di seluruh wilayah Papua Tengah.
[Nabire.Net/Marten Dogomo]


Leave a Reply