INFO PAPUA
Home » Blog » Aktivis AMP Asal Bandung Ini Rela Gadai Laptopnya Untuk Ikut Aksi Demo Tuntut Referendum Papua Di Jakarta, Demo Sendiri Dibubarkan Polisi

Aktivis AMP Asal Bandung Ini Rela Gadai Laptopnya Untuk Ikut Aksi Demo Tuntut Referendum Papua Di Jakarta, Demo Sendiri Dibubarkan Polisi

3

Aktivis Aliansi Mahasiswa Papua yang eksis memperjuangkan keadilan dan pro-demokrasi bagi Bangsa Papua di Bandung menggadai laptopnya  (30/11), demi mengikuti aksi demontran di Jakarta dan berangkat dari Bandung.

Mahasiswa yang inisialnya SK ini ingin mengikuti aksi memperingati HUT OPM ke 55, 1 desember di Jakarta, dan merasa rugi jika tidak ikut.

Dikatakan SK, dirinya rela mengikuti demo 1 desember di Jakarta demi keadilan bangsa Papua yang merujuk pada kebebasan nantinya yang kini diperbuat dengan segala macam intimidasi, teror, menangkap aktivis pro-demokrasi secara sewenang-wenang oleh negara melalui TNI/Polri ini.

2

Lebih lanjut dijelaskan SK, Tantangan bukan patokan dalam perjuangan, tantangan adalah sebuah resiko yang harus diterima oleh Pejuang. Karena dibalik penderitaan masyarakat Papua pasti ada Kebebasan secara utuh. Katanya.

Aktivis AMP ini mengartikulasi dengan peri bahasa, dibalik hujan pasti ada pelangi, artinya bahwa Di balik penderitaan bangsa Papua, Pasti bangsa papua akan bangkit menerangi dunia.

Hari ini (01/12) Aliansi Mahasiswa Papua bersama Front Rakyat Indonesia Untuk West Papua menggelar aksi unjuk rasa di Jakarta. Mereka menuntut pemerintah Indonesia untuk menggelar referendum di seluruh wilayah Papua.

Aksi tersebut dimulai sekitar pukul 09.30 WIB. Mereka menuntut untuk diberikan kebebasan dan penentuan hak nasib sendiri sebagai solusi demokratis rakyat Papua, serta meminta agar TNI/Polri ditarik dari Papua.

Aksi ini sedianya digelar di Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta dan dilanjutkan dengan berjalan kaki menuju Istana Negara. Namun, polisi menahan para pendemo di Jalan Imam Bonjol dan hanya boleh menyuarakan aspirasinya di sana.

Massa yang terdiri dari ratusan orang itu juga membawa atribut Organisasi Papua Merdeka (OPM), berupa ikat kepala bergambar Bintang Kejora. Hal itu memantik perhatian polisi, sehingga beberapa orang yang mengenakan atribut OPM langsung dibekuk.

Kejadian itu sempat menimbulkan kericuhan, namun tak ada aksi baku pukul antara demonstran dan polisi. Meski begitu, polisi tetap menyemprotkan water cannon ke arah massa.

Saat ini, situasi sudah kembali kondusif. Massa tetap berorasi di tengah pengawalan ketat kepolisian. Beberapa pendemo yang sempat ditangkap sudah dilepaskan kembali, tapi tanpa mengenakan atribut OPM.

[Nabire.Net/M.K]

 

Post Related

Leave a Reply

Your email address will not be published.