Pemkab Nabire Bagikan Kelambu Berinsektisida Kepada Warga Kampung Biha Distrik Makimi

Dinas Kesehatan Propinsi Papua dan Pemerintah Kabupaten Nabire mencanangkan dan mendistribusikan secara massal kelambu anti nyamuk berinsektisida di Kabupaten Nabire yang gaungnya dimulai dari Kampung Biha SP 1 Lagari Distrik Makimi, senin 11 Desember 2017.

Pencanangan dan pendistribusian massal kelambu anti nyamuk ini merupakan program eliminasi malaria di Tanah Papua yang merupakan program nasional di tahun 2030 dan implementasinya ditargetkan oleh Gubernur Papua agar Papua bebas malaria di tahun 2020, karena di tahun tersebut Papua akan menyelenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX.

Distribusi dan pembagian kelambu anti nyamuk berinsektisida secara massal di 15 Distrik dan 82 kampung dalam wilayah Kabupaten Nabire tersebut dilakukan Bupati Nabire Isaias Douw yang di wakili staf ahli setda Nabire bidang pemerintahan Yasor Viktor Sawo.

Bupati Nabire Isaias Douw dalam sambutan tertulisnya mengatakan penyakit malaria merupakan salah satu penyakit menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat umumnya di indonesia, karena tergolong dalam penyakit yang menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian, delapan puluh persen kabupaten kota di indonesia termasuk kategori endemis dan lebih dari empat puluh lima persen penduduknya berdomisili di daerah endemis.

Dikatakan mengacu pada data nasional dengan jumlah kasus malaria selama periode 2012 hingga 2016 cenderung terjadi penurunan, pada tahun 2012 angka kesakitan sebesar 1,69 per seribu penduduk. Turun menjadi 1,38 per seribu penduduk pada tahun 2016 dengan jumlah kasus sebanyak 343.257 kasus.

Dari kasus tersebut 273.900 kasus atau 79,7 berasal dari lima propinsi di wilayah timur indonesia yaitu papua, papua barat, maluku, maluku utara dan ntt dengan jumlah penduduk hanya 9 persen dari total penduduk indonesia.

“Bila melihat atas data yang ada tentu masih menjadi perhatian semua pihak, sebab di papua tergolong dalam wilayah endemis malaria. Bebragai upaya terus dilakukan pemerintah untuk mengatasi penularannya, dan bukti nyata adalah dengan pencanangan dan pendistribusian kelambu yang dilaksanakan saat ini,” ujar Isaias.

“Kepada penyelenggara saya harapkan agar jangan sampai disini saja, akan ettapi ditindaklanjuti tentang penggunaannya agar benar-benar mampu mencegah penularan malaria di daerah ini. Dan kepada warga masyarakat selaku pengguna kelambu, saya juga berharapagar digunakan dengan tepat dan benar, sehingga dapat memebrikan perlindungan yang optimal terutama bagi ibu-ibu hamil, bayi, balita yang merupakan kelompok rentan terhadap penularan malaria,” tandasnya.

Bupati Isaias juga mengingatkan bahwa pengendalian penularan malaria tidak hanya melalui penggunaan kelambu saja tetapi harus juga diperhatikan hal-hal lain seperti menjaga lingkungan agar tetap bersih, tidak terjadi genangan air baik saluran air/got, dan terus menerapkan pola hidup yang sehat.

Kepala UPT AIDS TB dan Malaria Dinas Kesehatan Propinsi Papua Dr.Beeri Wopairi, M.Kes menjelaskan tingginya angka malaria umumnyadi indonesia di papua khususnya membuat pemerintah berupaya melakukan upaya percepatan mengeliminasi penyakit malaria. Propinsi papua kata dia, dalam slogan elmaria “eliminasi malaria papua” yang telah dicanangkan gubernur papua pada mei lalu, bahwa propinsi papua akan mengeliminasi malaria pada tahun 2028 lebih cepat dua tahun dari program nasional yaitu tahun 2030.

Lebih lanjut dijelaskan, sebagai tolak ukur pada pelaksanaan pon ke xx pada tahun 2020 papua akan di evaluasi progresnya terhadap penurunan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh malaria.

“Tiga prinsip utama dalam pengendalian malaria adalah, pertama menghindari gigitan nyamuk dewasa, kedua, memberantas parasit malaria yang berada didalam tubuh seseorang yang sakit, dan yang ketiga adalah meberantas jentik-jentik nyamuk dalam hal ini adalah tempat genangan-genangan air dimana merupakan tempat perindukan nyamuk. Tiga prinsip ini harus kita kerjakan demi tercapainya eliminasi,”

“Kelambu ini memiliki masa efektif untuk membunuh nyamuk selama tiga tahun bila digunakan dengan tepat dan benar, dan hal ini merupakan hal yang sangat penting yang harus kita lakukan bersama. Kelambu dibagikan pada masyarakat, dan masyarakat harus menggunakan kelambu pada saat tidur. Selain bisa membunuh nyamuk kelambu ini bisa membunuh berbagai macam serangga lainnya namun aman bagi manusia,” pungkasnya

Untuk Kabupaten Nabire sendiri dinas kesehatan Propinsi Papua mengalokasikan 750 ribu potong kelambu dan kelambu-kelambu berinsektisida tersebut akan dibagikan kepada masyarakat di 15 distrik dan 82 kampung. Pihaknya berharap pemeirntah kabupaten dapat membantu instansi teknis dan pemeirntah distrik untuk mendistribusikan ke berbagai wilayah di kabupaten nabire sehingga dapat segera digunakan oleh masyarakat.

(RRINabire/Arnold.Saudilla)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *