Nabire.Net

Belum efektifnya pelaksanaan pembangunan, dana pendidikan serta belum sahkan peraturan daerah (Perda), mahasiswa Dogiyai akan mobilisasi massa untuk unjukrasa di Kabupaten Dogiyai.

Hal tersebut dikemukan oleh salah satu mahasiswa asal dari kabupaten Dogiyai, Andi Pigai, sabtu (29/06) Siang.

“Kami sedang koordinasi dengan ketua-ketua ikatan mahasiswa dogiyai, seluruh Indonesia, untuk turun ke kampung halaman, Dogiyai,” Ujar Andi. Ia memaparkan, bulan juni sampai Agustus merupakan liburan yang sangat panjang, sehingga dirinya mengatakan, kami akan pergunakan masa liburan ini sebaik mungkin untuk turun aksi ke Dogiyai.

“Liburan jadi, pasti rekan-rekan mahasiswa akan turun ke kabupten dogiyai, untuk mempertanyakan kinerja pemerintah selama ini,”pintahnya.

Menurut dia, sebelum turun ke dogiyai, mahasiswa akan pertemuan di kabupaten Nabire, demi mempersatukan persepsi dari setiap mahasiswa dogiyai. “Penyatuan persepsi ini sangat penting dalam membangun komunikasi yang efektif dengan mahasiswa lain,”tukasnya.

Kami juga, lanjut Pigai, akan mempertanyakan pembangunan asrama permanen dari kabupaten dogiyai, yang mana belum ada reaksi dari pemkab, hingga kini. “Asrama permanen juga sampaikan sekarang belum ada informasi yang akurat jadi kami akan pertanyakan lagi ke Pemkab Dogiyai,” katanya.

Sementara itu, senioritas Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Dogiyai (IPMADO), Yosias Tebai, S.Kom, sangat sesalkan tindakan pemerintah daerah, melalui Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Olarahga dan Pariwisata (Dikbudpora), kabupaten Dogiyai, yang mana meminta syarat-syarat yang berlebihan dalam pembagian dana Tugas Akhir (TA) kepada mahasiswa Dogiyai, seluruh Indonesia.

“Saya sangat kaget ketika membaca syarat yang wajib dikumpulkan oleh mahasiswa Tugas Akhir (TA). Syarat-syaratnya sangat banyak,” Ungkap tebai. Sehingga, dirinya meminta agar perlu di tinjau ulang persyaratan tersebut karena sangat berlebihan. “Ambil data berapa yang TA dan tidak saja, sangat susah,” pungkasnya.

(Sumber: TabloidJubi)