Kadis Peternakan Nabire : Belum Ada Kasus ASF di Nabire, Peternak Diminta Waspada dan Tidak Impor Babi dari Timika

Nabire, Ratusan ternak babi di kabupaten Mimika, Papua Tengah, dilaporkan mati akibat Virus Asian Swine Fever (ASF). Mengantisipasi kasus tersebut, Dinas Peternakan kabupaten Nabire terus melakukan langkah-langkah kewaspadaan berkoordinasi dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya para peternak babi yang ada di kabupaten Nabire.
Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Peternakan kabupaten Nabire, drh. I Dewa Ayu Dwita, K.M, kepada Nabire.Net, Kamis (01/02/2024).
Dijelaskan drh. Dwita, Dinas Peternakan kabupaten Nabire melaksanakan koordinasi dengan karantina dan melakukan biosecurity dan sosialisasi terhadap masyarakat.
“Hari ini, Petugas kami melakukan penyemprotan disinfektan di kantong-kantong peternakan sebagai tindakan meningkatkan biosecurity”, kata drh. Dwita.
Bupati Nabire, Mesak Magai, telah mengeluarkan surat edaran yang menyatakan hal-hal sebagai berikut :
-
Melarang melalu lintaskan ternak babi, produk dan olahannya ke wilayah kabupaten Nabire dari Mimika serta dari daerah lainnya yg tertular/terduga ASF
-
Meningkatkan koordinasi dengan stasiun karantina pertanian di wilayah Nabire untuk memperketat pengawasan masuknya ternak babi dan olahannya secara ilegal (tentengan)
-
Meningkatkan biosecurity di lokasi masing-masing peternakan babi
-
Melakukan pembinaan kepada masyarakat agar apabila menemukan kasus kesakitan/kematian yang mengarah untuk ASF segera melapor ke Dinas Peternakan
-
Mengimbau kepada peternak apabila menggunakan pakan swill feeding (sisa restoran, hotel, kapal,pesawat dll) harus dimasak sempurna
-
Melakukan sidak di tempat-tempat penjual daging babi untuk memperoleh informasi asal daging babi (trace back)
Ketika ditanyakan apakah ada temuan kasus ASF di kabupaten Nabire, drh. Dwita menegaskan, hingga saat ini belum ditemukan kasus ASF di Nabire.
“Karena Timika dekat dengan Nabire maka kita perlu melakukan kewaspadaan terhadap ASF, karena penyakit ini mampu memporak porandakan sentra-sentra peternakan babi seperti di Bali, Sulawesi, Toraja dan lain sebagainya”, ujarnya.
Terkait pengaruh kasus ASF ke harga daging babi, drh. Dwita menjawab, berdasarkan hasil wawancara dengan penjual daging babi, kasus ASF di Timika tidak mempengaruhi harga jual babi di Nabire.
“Yang terpenting adalah pengawasan bersama dengan masyarakat agar tidak mendatangkan babi dari Timika dan daerah tertular atau terduga ASF lainnya”, tandas Kepala Dinas Peternakan kabupaten Nabire, drh. I Dewa Ayu Dwita, K.M.
“Saya imbau kepada para penjual babi atau daging babi untuk tetap menjual produk lokal Nabire sehinga Nabire tetap terjaga dari ASF. Jika ada oknum yang mendatangkan daging babi atau ternak babi dari luar untuk segera dilaporkan ke Dinas Peternakan”, harapnya.
Sebagai informasi, African Swine Fever (ASF) merupakan penyakit pada babi yang disebabkan oleh virus ASF (ASFV) dari famili Asfarviridae. Penyakit ini menimbulkan berbagai pendarahan organ internal pada babi domestik maupun babi hutan. ASF sangat menular dengan angka kematian yang sangat tinggi. Belum ada vaksin atau pengobatan efektif untuk penyakit ini.
Menurut informasi dari Kantor Berita Antara, dugaan sementara penyebab virus ASF masuk ke Mimika adalah dari oleh-oleh produk babi berupa dendeng asap dan sei. Produk makanan tersebut diambil peternak dan dicampurkan ke dalam pakan babi.
[Nabire.Net]













Leave a Reply