Waspadai Potensi Tingginya Curah Hujan Di Papua

Wakil Gubernur Provinsi Papua, Klemen Tinal menegaskan tingginya curah hujan yang terjadi setiap tahun di wilayah Papua perlu mendapatkan antisipasi yang tepat serta cepat agar tidak menimbulkan musibah maupun bencana dimasa mendatang.

Hal demikian sebagaimana posisi Papua yang secara agraris beriklim tropis curah hujan sangat tinggi, khususnya wilayah utara yang meski curah hujan relatif tinggi, namun sebagian daerah mengalami kelangkaan air bila kemarau panjang.

“Nah ketika hujan yang berlebihan tidak dapat tertampung dalam badan air seperti sungai, danau dan waduk buatan maka ini bisa meluap dan menjadikannya banjir. Hal seperti ini yang perlu kita antisipasi,” kata Klemen dalam satu kesempatan, kemarin

Masih menurut Gubernur, dewasa ini dampak dari perubahan iklim global yang dapat dilihat dengan terjadinya anomali iklim yang sangat signifikan berbagai wilayah, yakni menyebabkan ketersediaan air makin langka. “Ini juga dikarenakan oleh aktivitas manusia dalam mengeksploitasi sumber daya air berlebihan serta tidak terkendali,” ucapnya.

Sementara itu, Provinsi Papua dengan luas wilayah dua setengah kali dari pulau Jawa, memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah, khusunya sumber daya air dengan curah hujan rata –rata 3.240  milimeter pertahun.  Papua juga memiliki beberapa sumber air yang pertama terdapat dua wilayah sungai strategis atau lintas negara yang merupakan kewenangan pemerintah pusat, yakni wilayah Sungai Membaramo, Tami, Arfak dengan luas 18.937 Kilometer Persegi.

Dilain pihak, daerah rawa di Provinsi Papua terus bertambah baik di Kabupaten Jayapura, Sarmi, Waropen, Merauke,Asmat, Mappi dan Mimika. “Untuk Kabupaten Merauke saja, memiliki potensi lahan rawa yang sangat luas yaitu seluas 1.945.41 hektar. Saat ini lahan rawa yang baru dikembangkan hanya di 31.860 hektar atau kurang lebih 1,64 persen sebagai lahan pertanian”.

“Maka itu, di wilayah Provinsi papua telah saya pikir perlu dibangun infrastruktur, sarana dan prasarana sumber daya air untuk irigasi air bakau, air tanah pengamanan pantai pengendalian banjir namun kita harus akui bersama bahwa infrastruktur yang telah di bangun belum dapat memenuhi kebutuhan yang ada apalagi dengan operasi dan pemeliharaan yang belum atau sangat optimal. Tapi paling tidak kita harus tetap bekerja keras untuk dapat menghindarkan daerah kita dari bencana,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *