Warga Damal Minta Aktivitas Dulang Emas Dihentikan

Usai melakukan ritual pembakaran jenazah Atinus Mom yang ditemukan tewas pada Sabtu (16/3) pagi, ratusan warga Damal menggelar pertemuan di rumah duka, Kampung Harapan, distrik Kwamki Narama, Mimika, Papua, sore tadi.

Dalam pertemuan tersebut, warga Damal, meminta kepada pihak keamanan sebagai penegak hukum dan Pemerintah Kabupaten Mimika untuk menutup wilayah pendulangan emas tradisional, mulai dari Distrik Tembagapura di Mil 64 hingga Mil 21, Timika.

“Kalau tidak kami akan bertindak sendiri, jika tidak ada ketegasan atau imbauan dari pihak keamanan,” teriak salah satu perwakilan warga Damal di hadapan para pejabat daerah yang hadir dalam pertemuan tersebut, di antaranya Wakil Bupati Abdul Muis, Kapolres Mimika AKB Jeremias Rontini, dan Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf. Syarifudin Dwi Lagan.

Elminus Mom, yang merupakan putra daerah (warga Damal) sekaligus anggota DPRD Kabupaten Mimika, mengimbau kepada warganya untuk tidak melakukan tindakan brutal, sweeping, dan pembalasan dendam Secara membabi buta.

“Saya minta adik-adik, saudara-saudara saya, jangan melakukan tindakan-tindakan yang ceroboh yang menyebabkan warga lain yang tidak terlibat dalam masalah ini menjadi korban,” katanya di hadapan para warga.

Elminus juga meminta warga Damal menahan diri sampai ada keputusan lanjutan terkait masalah tersebut. Pertemuan lanjutan rencananya digelar pada minggu (17/3) dihadiri Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Papua Brigjen Paulus Waterpau.

Menanggapi masukan dan aspirasi dari Warga Damal, Kapolres Mimika AKB Jeremias Rontini mendukung penuh permintaan warga agar ada pengosongan Kali Kabur dari aktivitas pendulangan.

“Hari ini, sekitar 1.600 pendulang telah kami evakuasi ke Timika. Kami akan berusaha bekerja sama dengan pihak Freeport untuk melakukan evakuasi dan memberikan imbauan kepada para pendulang yang masih tersisa untuk menghentikan kegiatan dulang,” tegas Kapolres di hadapan warga Damal.

Wakil Bupati Abdul Muis dalam wawancara usai pertemuan mengatakan pihaknya akan membentuk tim khusus mendata para pendatang yang melakukan aktivitas pendulangan di area PT Freeport. Ia menduga banyak yang tidak memiliki identitas jelas.

“Kami bersama muspida tadi sudah sepakat. Orang yang masuk ke Mimika secara ilegal, yang tidak mempunyai identitas jelas, kami akan pulangkan,” kata Abdul Muis.

Bentrok antarkelompok warga yang terjadi di lokasi pendulangan Mil 34 itu dipicu penganiayaan yang dilakukan warga Kei (pendatang) terhadap putra daerah (warga Damal), pada Jumat (15/3). Dalam pertikaian warga ini, 3 warga tewas dan 3 lainnya luka-luka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *