Supir Angkutan Pedalaman Atau Supir Pribadi Diminta Kurangi Kecepatan Untuk Menghindari Lakalantas

Para sopir angkutan pedalaman, baik itu angkutan penumpang, barang maupun angkutan pribadi diminta agar kurangi kecepatan di jalan raya, terutama antara Nabire – KM 38 Topo. Sebab, belakangan ini terjadi banyak kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) di jalan raya.

Anggota DPRD Kabupaten Nabire, Aten Maday, mengatakan, belakangan ini banyak terjadi kecelakaan lalu lintas, terutama mulai dari puncak Bukit Rindu hingga KM 38 Topo. Kondisi jalan sepanjang ruas ini sebagian mulai menyempit, bahkan hingga garis putih, pemisah jalur akibat longsor di pinggir jalan.

Aten menambahkan, walaupun para sopir mengetahui kondisi jalan tersebut tetapi suka melintas dengan kecepatan tinggi. Dalam kondisi jalan yang sempit, para sopir tidak hati-hati tetapi malah melaju kendaraan dengan kecepatan tinggi. Akibatnya, terjadi banyak kecelakaan di jalan raya ini.

Wakil rakyat yang tinggal di Topo ini mengungkapkan, kecelakaan sebuah truck yang terjadi Minggu kemarin. Truck yang melajuh dengan kecepatan tinggi dari arah Topo ke kota tiba-tiba berhadapan dengan mobil jenazah dari kota. Akibat rem tiba-tiba di pinggir jalan yang rusak, truck tersebut masuk jurang.

Sialnya, truck yang terbalik di jurang, dipaksa angkat usai kejadian sehingga memacetkan perjalanan dari Nabire ke Topo dan sebaliknya dari arah Topo ke kota Nabire. Gara-gara itu juga, penumpang kendaraan roda terpaksa mandi hujan di jalan sekitar dua jam. “Kasihan, anak-anak yang ikut motor ke Topo, mandi hujan karena tertahan selama dua jam,” ungkapnya.

Legislator dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menambahkan kejadian kecelakaan kendaraan di ruas jalan ini bukan hanya sekali. Tetapi selama pergi pulang dari Topo ke Nabire, setiap hari kerja, beberapa kali menyaksikan kecelakaan lalu lintas di ruas jalan Nabire-Topo.

Oleh sebab itu, wakil rakyat ini menghimbau para sopir yang melintas jalan Trans Papua ke arah pedalaman hendaknya mengurangi kecepataan kendaraan di jalan agar bisa terhindar dari kecelakaan di titik-titik jalan yang rusak. Apalagi ruas jalan Nabire – Topo banyak tikungan.

“Kalau mau kencang di luar dari Nabire – KM 38 Topo tidak apa. Tetapi jangan taruh kecepatan di antara Nabire – Topo karena sebagian jalan sudah mulai rusak karena pinggir jalan kena longsor,” katanya.

Menurut keluhan penumpang lintas pedalaman, kecepatan tinggi tidak hanya di ruas Nabire-Topo tetapi menjadi kebiasaan para sopir lintas pedalaman, baik saat ke pedalaman maupun sebaliknya dari pedalaman ke Nabire.

Apalagi, menjelang hari raya, ada kecenderungan para sopir untuk melaju dengan kecepatan tinggi untuk mengejar penumpang dan carteran. Bahkan, awal tahun 2014, seorang sopir mengisahkan bisa pergi pulang Nabire – pedalaman sebanyak 4 kali dalam dua hari, pergi pulang tanpa istirahat hanya untuk mengejar uang carteran dari penumpang.

Kisah tragis, sebuah kijang Innova jatuh ke jurang di sekitar Km 150-an dengan muatan penuh penumpang dan barang bawaan, pada minus 2 hari Natal. Semua penumpang yang mudik ke pedalaman untuk merayakan Natal bersama keluarga di pedalaman meninggal di tempat, sebelum tujuan.

(PPN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *