Petasan Dan Kembang Api Di Nabire, Meramaikan Sekaligus Menganggu

Perayaan Natal setiap tahun di kota Nabire biasanya dilewati dengan berjubelnya petasan dan kembang api yang sudah dimulai sejak awal desember hingga lepas pergantian tahun.

Kemeriahan ini tentunya berdampak positif namun juga ada ekses negatifnya. Di satu sisi, hal ini tentunya membawa keuntungan bagi para penjual petasan yang bisa meraup keuntungan berlipat-lipat dari penjualan petasan dan kembang api ini. Disamping itu dengan adanya kemeriahan kembang api dan petasan, kota Nabire nampak lebih ramai dibanding hari-hari normal biasanya.

Puncaknya akan terasa pada saat akan dilakukan pergantian tahun atau malam kunci tahun. Kemeriahan pesta kembang api dan petasan akan dirayakan hampir di berbagai titik di Nabire. Menurut warga Nabire, acara seperti ini hanya dirayakan setahun sekali, jadi buat mereka hal ini tidak menjadi masalah.

Namun disisi lain hal ini juga berdampak negatif bagi sebagian masyarakat di kota Nabire. Selain menganggu ketenangan jauh-jauh hari sebelum Natal dan tahun baru, juga menganggu kegiatan-kegiatan lainnya yang seharusnya tidak boleh diganggu dengan bunyi petasan dan kembang api namun menjadi terganggu akibat hal ini.

Hal ini dikeluhkan oleh Pdt Y Tokoro S. Th, pendeta jemaat Maranatha, saat memimpin ibadah minggu advent ke IV di Gereja Maranatha Malompo, pada saat ibadah diadakan, hingga selesai, nampak warga sekitar yang tidak memahami toleransi menyalakan petasan, sehingga ibadah sangat tergangggu dengan suara bising dari petasan tersebut. Hal ini sangat disayangkan oleh Pdt Y Tokoro S.Th

Beliau berharap seharusnya ada toleransi dari warga sekitar, apalagi pada saat ada ibadah. Beliau juga berpesan agar Natal jangan dimeriahkan dengan kemewahan dan pesta-pesta seperti itu, sebaiknya Natal menjadi bahan perenungan bagi warga Nabire khususnya yang beragama Nasrani untuk memaknai arti kelahiran Yesus Kristus yang jauh dari kemeriahaan dan gemerlapnya dunia. Sehingga Natal bisa dilalui dengan sukacita dan damai sejahtera.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *