Peringati Hari Perdamaian Dunia, FKUB Nabire Gelar Doa Bersama

Nabire – Hari Perdamaian Dunia atau Hari Perdamaian Internasional jatuh setiap tanggal 21 September setiap tahunnya. Peringatan World Peace Day tersebut didedikasikan untuk perdamaian dunia, dan sebagai sarana pencegahan yang penting untuk mengurangi peperangan yang berkelanjutan.
Hari yang digagas oleh PBB ini diperingati dengan membunyikan lonceng perdamaian PBB di markas besar PBB yang berada di New York, Amerika.
Lonceng tersebut dibuat dari koin-koin yang disumbangkan oleh anak-anak dari seluruh benua selain Afrika, dan merupakan hadiah dari Asosiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa dari Jepang, sebagai suatu pengingat atas korban manusia akibat peperangan. Pada salah satu sisinya tertulis, “Long live absolute world peace” (Panjang umur perdamaian dunia sepenuhnya).
Di kabupaten Nabire, Papua, peringatan World Peace Day, digagas oleh Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), dengan mengadakan acara Doa Bersama, sabtu pagi (21/09), bertempat di Aula Kesbangpol Nabire.
Doa Bersama yang mengusung tema “Hiduplah Rukun & Damai di Tanah Papua” ini, menghadirkan Bupati Nabire yang diwakili Sekda, Ketua dan jajaran FKUB Nabire, Kapolres Nabire diwakili Kasat Binmas, Kepala Kesbangpol Nabire, Kepala Kemenag Nabire yang diwakili Sekretaris, serta para tokoh agama yang ada di Nabire.
Dalam sambutannya, Ketua FKUB Nabire, Pdt. J.Mbaubedari S.Th mengatakan, kegiatan Doa Bersama pada Hari Perdamaian Dunia ini dimaksudkan agar kita semua khususnya yang ada di Nabire maupun di tanah Papua, bisa hidup rukun dan hidup dalam kedamaian.
Lanjut Ketua FKUB, acara Doa Bersama ini memang rutin dilaksanakan setiap tahunnya, hanya dengan satu tujuan untuk menciptakan kedamaian dan ketenangan di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang ada di daerah ini.
Pernyataan yang sama disampaikan Bupati Nabire dalam sambutannya yang diwakilkan kepada Sekda Nabire, Drs. I Wayan Mintaya.
Kata Bupati, acara Doa Bersama diharapkan dapat menjadi motivasi bagi semua pihak, untuk bersama-sama menjaga tanah Papua tetap damai.
Bupati juga berharap agar peran tokoh agama bisa terus dijaga dan ditingkatkan sebagai pencegah terjadinya konflik SARA di Nabire.
Usai sambutan, dilaksanakan doa bersama yang dilakukan oleh tokoh lintas agama. Dari agama Islam, doa dipimpin oleh Ustad Nuryadi, dari agama Hindu dipimpin oleh I Putu Gita, dari agama Buddha dipimpin Eko Susiono, dari agama Katolik dipimpin Fr. Jhon, dan ditutup dari agama Kristen oleh Pdt. D. Situru S.Th.
[Nabire.Net]


Leave a Reply