Peresmian Aula Milik SMA YPPK Adhi Luhur Nabire

4

Uskup Keuskupan Timika, Papua, Mgr. John Philip Saklil, senin kemarin (13/1), meresmikan Hall atau Aula Le Cocq dArmandville milik SMA YPPK Adhi Luhur, Le Cocq d’Armandville Nabire.

Peresmian hall dihadiri sejumlah pejabat di Sekretariat Daerah Nabire, sejumlah alumni Adhi Luhur, dan para siswa. Ketua Asosiasi Alumni Yesuit Indonesia, Paulus Wisenda dan Pastor Provinsial Serikat Yesus Indonesia, Robertus Belarminus Riyo Mursanto, SJ.

Br. Norbert Mujiana, SJ mengatakan, hall dibangun mulai tahun 2006-2014. Hall terbesar milik SMA se-tanah Papua ini lebar 25 x 60 meter dengan daya tampung 3000 (tiga ribu) orang (di lantai 2000 orang dan di tribun 1000 orang). Hall Le Cocq d’Armandville dibangun dengan konstruksi besi diperkirakan berumur ratusan tahun.

SMA Adhi Luhur adalah sekolah milik Keuskupan Jayapura (secara efektif berlaku sampai tanggal 18 April 2004). Sekarang Adhi Luhur menjadi milik Keuskupan Timika (terbentuk pada tanggal 18 April 2004 dengan Uskup pertama John Philip Saklil, Pr).

Pada tahun 2000, Serikat Yesus (SY) diberi kepercayaan oleh Keuskupan untuk mengelola SMA ini, dengan seizin Pater Jendral. Misi Serikat Yesus di lembaga pendidikan ini adalah mau mempersiapkan kader pemimpin Papua masa depan. Hal-hal yang menyebabkan Serikat Yesus bersedia mengelola SMA ini.

Dalam sambutannya, Mgr. John Philip Saklil menyampaikan terima kasih kepada Serikat Yesus yang telah membangun hall sebagai tempat ekspresi bagi anak-anak muda Papua di SMA Adhi Luhur. “Kami sampaikan luar biasa terima kasih kepada SY yang berkarya di Keuskupan Timika,” kata Uskup.

Uskup mengatakan, Keuskupan Timika memiliki mimpi besar untuk membangun pendidikan, tetapi tidak ada orang untuk menjalankan. Tetapi, kata dia, kehadiran SY di Keuskupan Timika sangat membantu untuk membangun pendidikan di Keuskupan Timika, khususnya di SMA YPPK Adhi Luhur Nabire.

“Hall ini adalah kekayaan yang sangat luar biasa. Saya percaya gedung ini akan berguna untuk pembangunan generasi muda Papua,” tutur Uskup John Philip Saklil.

Kata Uskup, mengelola pendidikan di tanah Papua adalah pekerjaan yang sangat berat. Tetapi, pihaknya terus membangun lebih dari 112 sekolah, salah satunya SMA Adhi Luhur. Banyak sekolah di pedalaman yang berjalan kurang baik baik tenaga maupun fasilitas.

Uskup mengakui, di Papua memang sudah ada Otonomi Khusus sejak tahun 2001. Tetapi, menurut dia, sekolah-sekolah swasta tidak banyak yang berkembang baik.

Dalam sambutannya, Pastor Provinsial Serikat Yesus Indonesia, Robertus Belarminus Riyo Mursanto, SJ mengatakan, hall itu dibangun dengan tujuan mendidik anak muda Papua yang berkarakter. “Hall adalah sarana untuk mengembangkan itu, karena untuk itu butuh kelincahan dan kelenturan. Pembangunan Competence, Conscience dan iman ditunjang oleh tubuh yang sehat,” kata Pater Robertus.

“Ini adalah hari yang patut kita syukuri, karena ada sarana. Sarana untuk SMA Adhi Luhur, maka untuk Papua. Kalau untuk Papua, maka untuk dunia. Sarana ini, untuk mengembangkan misi pendidikan Yesuit yang tertuang dalam semboyan 3 C (Competence, Conscience, Compassion). Dalam segala hal kita tidak boleh lupa, AMDG (Ad Maiorem Dei Gloriam – Demi Kemuliaan Nama Allah yang Lebih Besar),”  tutur Pater Robertus.

Diketahui, saat ini, di Indonesia ada 8 SMA (kolese) yang ditangani oleh Serikat Yesus, seperti SMA Kolese de Britto Yogyakarta, SMA Kolese Loyola Semarang, SMA Kolese Kanisius Jakarta, SMK (STM) St. Mikael Solo (Surakarta), SMA Kolese Gonzaga, SMA Kolese Petrus Kanisius Mertoyudan, Kolese PIKA Semarang, dan terakhir, SMA Adhi Luhur (Kolese Le Cocq d’Armandville).

Le Cocq d’Armandville adalah pastor ordo Serikat Jesus pertama yang  menginjakkan kaki di tanah Papua, melalui pantai selatan (Mimika) dan konon terbunuh di sana. Kolese Le Cocq d’Armandville,  yang didirikan oleh Serikat Yesus Provinsi Indonesia di Nabire, meliputi SMA Adhi Luhur, peternakan babi, pertukangan kayu ‘Alfonsus’, dan asrama putra “Taruna Karsa” dan asrama putri “Santa Theresia”.

Visi Kolese Le Cocq dArmanville SMA Adhi Luhur Nabire adalah “Menciptakan tatanan baru bagi masyarakat Papua yang sedang merindukan pembebasan diri dari kebodohan dan pengembangan diri sesuai dengan jati dirinya”. Oleh karena itu, Yesuit terpanggil untuk menyumbangkan kemampuan-kemampuan dan kekayaan rohani yang dimiliki untuk memberdayakan putera-puteri Papua, khususnya dalam dan melalui pendidikan.

Sementara, misi SMA Adhi Luhur adalah menjadi pribadi unggul dalam intelektual, dengan bersedia belajar terus-menerus, menjaga kemurnian hati nurani, dan bertanggung jawab penuh dan terlibat nyata dalam hidup bersama di sekolah dan masyarakat. Misi ini tertuang dalam semboyan 3 C (Competence, Conscience, Compassion).

Dalam rangka pengembangan 3 C, SMA Adhi Luhur Nabire memiliki aneka kegiatan mulai dari Ekstrakurikuler Basket, Jurnalistik, English Cocqiez Society, Futsal, Warung Magis, hingga HIV-AIDS.

Selain itu, Adhi Luhur juga rutin menyelenggarakan kegiatan tahunan seperti Open House, Ajang Kreativitas (AKAL), Valentine Day, Rekoleksi, Natal Sekolah, POSAL, dan Festival Budaya, serta kegiatan lainnya. Hall atau aula yang diresmikan ini akan menjadi tempat melaksanakan aneka kegiatan itu.

(Sumber : Majalahselangkah.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *