Menikmati Lautan Sampah Di Pusat Kota Nabire

Duh, persoalan sampah di kabupaten Nabire seakan tak pernah ada habisnya, dan pemerintah setempat terkesan seperti menutup mata dengan persoalan ini, padahal kabupaten Nabire merupakan salah satu kabupaten yang digadang-gadang untuk menjadi provinsi Papua Tengah, maka sudah seharusnyalah apa yang dilakukan di Nabire bisa menjadi contoh bagi kabupaten lainnya di wilayah tengah Papua.

Jika beberapa waktu lalu kami memviralkan persoalan sampah di tempat pembuangan sampah sementara Pasar Sore KPR Nabarua, Pasar Kalibobo, sampah di dekat perumahan pemda Jayanti Wadio, serta sampah yang bertebaran di sepanjang jalur hijau jalan RE Martadinata Nabire, maka kali ini kami kembali menyoroti persoalan yang sama dari tempat yang berbeda yakni tempat pembuangan sampah sementara di Terminal Oyehe Nabire.

Sampah di lokasi yang berada di pusat kota Nabire ini, hampir menutupi separuh jalan masuk areal terminal tersebut.

Tumpukan sampah ini mulai dikeluhkan warga Nabire, khususnya para supir angkutan umum di terminal Oyehe maupun para pedagang di sekitar terminal. Selain mulai menutupi jalan, tumpukan sampah tersebut mengeluarkan bau tak sedap.

Salah seorang warga Nabire yang merupakan tokoh agama, Pdt. Decky Maker S.Si, mengatakan, sampah di beberapa tempat di Nabire sudah mulai menggunung tinggi setinggi puncak Cartenz.

Selain itu dirinya menyoroti persoalan lain yang ada kaitannya dengan pengelolaan sampah di Nabire seperti angkutan sampah yang minim dan rusak, tenaga sukarela sudah tidak ada, serta honor bagi honorer instansi terkait yang bermasalah.

“Kota kotor menandakan pemerintah daerah kotor, masyarakat kotor”, tegasnya.

Persoalan sampah di Nabire sendiri bukan seluruhnya menjadi tanggung jawab pemerintah Nabire, namun warga Nabire juga turut berkontribusi bagi kebersihan lingkungan.

Padahal pemerintah kabupaten Nabire telah menetapkan aturan terkait hal itu dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013, serta seringnya himbauan kepada masyarakat baik oleh pemerintah, maupun melalui media massa.

Namun warga punya alasan tersendiri terkait kebiasaan membuang sampah. Bagi warga, karena di Nabire tidak ada tempat pembuangan sampah akhir, maka mereka akan membuang sampah sesuai instruksi pemerintah kabupaten Nabire yaitu di beberapa tempat pembuangan sampah sementara, salah satunya ya di terminal Oyehe tersebut.

[Nabire.Net]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *