Lestarikan Budaya Lokal, SMP YPPK Bilogai Gelar Ujian Praktek Busana Adat Siswa

Intan Jaya, 12 April 2025 – Dalam upaya melestarikan kekayaan budaya lokal, SMP YPPK St. Fransiskus Asisi Bilogai, Intan Jaya, menggelar ujian praktik dengan tema “Kebersamaan dalam Satu” yang mewajibkan seluruh siswa/i mengenakan busana adat sesuai dengan suku masing-masing.
Kegiatan ini menjadi agenda tahunan sekolah yang bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan memperkuat jati diri siswa sejak dini. Kepala Sekolah SMP YPPK Bilogai, Karpus Belau, S.Pd, menjelaskan bahwa program ini dirancang agar generasi muda lebih mengenal dan mencintai budaya mereka sendiri.
“Kami ingin siswa mengenal akar budaya mereka sendiri, sehingga mereka tidak menjadi manusia yang hanya ikut-ikutan. Ini adalah bagian dari pembentukan karakter,” ujarnya saat memberikan arahan sebelum ujian berlangsung.
Ujian praktik tersebut turut melibatkan guru mata pelajaran Seni Budaya dan Muatan Lokal (Mulok) sebagai tim penilai, di antaranya Adolpius Sondegau, Yeheskiel Sondegau, dan Yulius Alik.
Salah satu hal yang menarik dari kegiatan ini adalah keberagaman budaya yang ditampilkan siswa, mulai dari budaya suku Moni/Migani, Nduga, Lani, hingga Toraja. Hal ini menunjukkan semangat persatuan di tengah keberagaman yang menjadi nilai utama dalam pendidikan karakter di sekolah tersebut.
“Penampilan budaya dari siswa Toraja menjadi warna tersendiri dalam ujian kali ini. Ini luar biasa karena mencerminkan semangat keberagaman yang menyatu,” tambah Karpus Belau.
Guru Seni Budaya, Adolpius Sondegau, S.S, juga menyampaikan apresiasinya kepada orang tua siswa yang telah berperan aktif dalam mempersiapkan anak-anak mereka, termasuk dalam hal mengenakan busana adat secara lengkap dan sesuai.
“Kami ucapkan terima kasih kepada para orang tua yang telah mengajarkan dan mendampingi anak-anak mereka mengenal serta memakai atribut budaya dengan benar. Ini adalah kerja sama yang luar biasa antara sekolah dan keluarga,” ujarnya.
Sementara itu, Yanuarius Sondegau, salah satu guru yang juga ASN di lingkungan SEDTA, berharap nilai-nilai budaya yang ditanamkan di sekolah bisa terus dibawa dan dikembangkan oleh siswa di jenjang pendidikan berikutnya.
“Kami guru-guru sudah menyiapkan busur dan panah. Sekarang, silakan anak-anak berburu. Ini adalah simbol agar mereka terus mencari ilmu dan tidak melupakan akar budaya mereka,” pesannya.
Dengan kegiatan seperti ini, SMP YPPK Bilogai tidak hanya memberikan pendidikan akademik, tetapi juga pendidikan karakter berbasis budaya yang sangat penting bagi pembangunan sumber daya manusia di Kabupaten Intan Jaya.
[Nabire.Net/Karpus Belau]



Leave a Reply