Jalan Trans Nabire-Manokwari Dipalang di Sejumlah Titik

(Pemalangan di dekat Log Pond Jalan Trans Nabire-Manokwari/Foto.Istimewa)



Nabire – Jalan Trans Nabire-Wasior yang selama ini selalu menjadi perlintasan bagi warga dari Manokwari ke Nabire belakangan ini menjadi polemik, mengingat jalur tersebut menjadi akses masuknya warga dari Manokwari ke Nabire.

Tercatat lebih dari sekali hampir sebulan terakhir, jalan tersebut dilintasi warga yang diduga adalah penumpang kapal Tidar yang ditolak masuk di Nabire tanggal 27 Maret lalu.  Terakhir belasan warga tiba di Nabire pada hari jumat malam (17/04).

(Baca Juga : Belasan Warga Dari Manokwari Tiba di Nabire Jumat Malam, Jalani Pemeriksaan di Posko Sabtu Pagi)

Masih bebasnya warga masuk ke Nabire melalui jalur tersebut di tengah keresahan warga akan pandemi Covid-19 tentu menjadi pekerjaan berat bagi pemerintah kabupaten Nabire bersama TNI/Polri untuk menutup akses tersebut, sesuai kebijakan pemerintah sendiri.

Tanggal 16 April 2020 lalu, lima pimpinan daerah di wilayah Meepago yang dipimpin Bupati Nabire Isaias Douw, menyatakan sikap untuk menjaga jalur masuk ke wilayah Meepago, terutama jalur masuk dari Papua Barat.

(Baca Juga : Isaias Douw Minta Semua Bupati & TNI/Polri di Wilayah Meepago Jaga Jalur Masuk)

“Saya sebagai Bupati menegaskan bahwa para Bupati kita jaga sama-sama jalur masuk ke wilayah Meepago, terutama dari Papua Barat ke Nabire Saudara-saudara dari petugas TNI/Polri mari bantu sama-sama, jaga sama-sama”, kata Isaias Douw, seperti dilansir Nabire.Net dari Humas Pemkab Nabire.

Namun, sehari setelah pernyataan sikap tersebut, belasan warga dengan bebasnya masuk di Nabire melalui jalan Trans Nabire-Manokwari, walaupun dalam tanda kutip, mereka adalah warga Nabire.

Untuk mengurangi keresahan warga atas bebasnya akses transportasi yang masuk ke Nabire via jalan Trans Nabire-Manokwari, telah dilakukan pemalangan di sejumlah titik jalan Trans Nabire-Manokwari.

Seperti terlihat di Log Pond perusahaan kayu dan di Muri. Di Log Pond, jalan tersebut ditutup dengan kayu gelondongan yang cukup panjang. Sementara di Muri, warga menebang pohon untuk menutup jalan tersebut.

(Pemalangan di Muri Jalan Trans Nabire-Manokwari/Foto.Istimewa)

Pemalangan tersebut setidaknya bisa meredam kenekatan warga yang sering melintas jalan tersebut menuju Nabire.

Tentu perlu kerjasama dan kesadaran semua pihak untuk mentaati peraturan pemerintah di tengah pandemi Covid-19, guna memutus mata rantai penyebarannya, apalagi saat ini sudah ada 3 kasus positif di kabupaten Nabire.

[Nabire.Net]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *