Ibadah Raya Minggu Pagi, 13 Mei 2018, Di Gereja GPT Kristus Raja, Jemaat Kalinona, Nabire

Bertempat di Gereja Pentakosta Tabernakel (GPT) Kristu Raja, Jemaat Kalinona Nabire, telah dilaksanakan Ibadah Raya Minggu Pagi, 13 Mei 2018.

Ibadah dilayani oleh pelayan firman, Pdm. Surya Roreng, dan bahan renungan diusung dari Injil Markus 4:21-25 dengan nats “Perumpamaan Tentang Pelita & Ukuran”.

Saat merenungkan firman Tuhan, Pdm Surya Roreng mengatakan bahwa firman Tuhan kali ini memiliki 2 ide atau 2 teman yaitu Pelita dan Ukuran.

Perumpamaan tentang pelita juga tertulis di Matius 5:15, disitu tertulis bahwa orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.

Tuhan Yesus berbicara tentang pelita ini sama seperti kehidupan manusia yang merupakan wadah. Maksud Tuhn Yesus ketika kita datang ke gereja adalah agar kehidupan kita diisi dengan urapan sehingga kita menjadi anak-anak terang dan bersaksi untuk orang lain. Pelita yang kita punya seharusnya kita isi dengan minyak, dan menjadi sebuah pelita adalah panggilan hidup kita.

Dalam kitab Markus 4:24 dikatakan bahwa kita harus mencamkan apa yang kita dengar. Ukuran yang kita pakai untuk mengukur akan diukurkan kepada kita dan di samping itu akan ditambah lagi kepada kita. Jadi kita satu kali berbuat baik akan dibalaskan dua kali kebaikan dari Tuhan tetapi jika kita satu kali berbuat jahat akan dibalaskan dua kali kejahatan dari Tuhan.

Lebih lanjut Pdm. Surya Roreng mengambil contoh dari kehidupan Yosua yang tertulis dalam Kitab Yosua. Dikatakan, Allah memberi nasehat kepada Yosua agar tetap kuat, teguh hati dan sungguhh-sungguh sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan. Dan janganlah menyimpang ke kiri atau ke kanan, supaya kita beruntung kemanapun kita pergi.

Lebih jaut ditambahkan dalah kitan Roma 9:24 bahwa kita yang telah dipanggil Tuhan bukan hanya dari antara orang Yahudi tetapi juga dari bangsa-bangsa lain. Di Kita Galatia 5:13, dikatakan bahwa kita telah dipanggil untuk merdeka, tetapi hendaknya kemerdekaan itu tidak dipakai untuk berbuat dosa. Hendaklah kita memberkati karena untuk itulah kita dipanggil yaitu untuk memperoleh berkat.

Ibadah juga diisi pujian dari jemaat, pujian dari anak-anak sekolah minggu, pujian dari sangkor jemaat dan diakhiri dengan sakramen perjamuan kudus.

[Nabire.Net/Eusebius.A]


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *