Hiu Paus Di Nabire Bisa Musnah Karena Sampah Plastik

(Hiu Paus yang ditemukan mati terdampar di pesisir pantai antara Wanggar Makmur dan Kaladiri Nabire)

Nabire – Ikan hiu paus yang ditemukan mati terdampar di pesisir pantai yang berlokasi diantara kampung Wanggar Sari dengan Kaladiri, Distrik Wanggar Nabire, telah dikuburkan hari ini (27/09). Namun belum diketahui pasti penyebab matinya satwa yang dilindungi tersebut.

Namun warga menduga, salah satu penyebab matinya hiu paus tersebut akibat menelan sampah plastik yang tersebar di perairan Nabire. Jika hal itu benar terjadi maka patut disayangkan.

Sebaran sampah plastik yang tersebar di laut memang menjadi persoalan bagi satwa laut. Pasalnya selama ini, sampah plastik menjadi penyebab utama kematian satwa laut di berbagai wilayah di dunia.

Apalagi dari hasil penelusuran warga, kawasan pantai yang ada di Nabire dari pesisir hingga laut dikenal sangat kotor dan diklaim paling kotor di Papua.

Salah satu yang mengklaim hal tersebut adalah seorang warga negara Inggris yang bekerja sebagai Pilot Susi Air di Nabire, Russel.

Katanya, Nabire yang begitu cantik dan merupakan jantung dari Teluk Cendrawasih merupakan rumah bagi kawanan hiu paus. Namun ia menyayangkan kawasan pantai di Nabire yang sangat kotor.

Russel khawatir hiu paus di Nabire akan musnah karena sering mengkonsumsi sampah plastik, dan Nabire bisa menjadi lokasi yang memusnahkan ikan hiu paus tersebut.

Kekhawatiran Russel, sama dengan kekhawatiran Aris Wambrauw, warga Nabire yang tergabung dalam komunitas Kombongers.

Menurut Aris, perlu ditanamkan kesadaran bagi warga Nabire untuk tidak membuang sampah sembarangan apalagi membuang sampah plastik di kawasan pesisir laut Nabire, karena hal itu berdampak sangat fatal bagi keberlangsungan hidup satwa laut.

Aris berharap dengan mulai dibangunnya tempat pembuangan sampah sementara di berbagai lokasi di Nabire, warga tidak lagi membuang sampah di sembarang tempat.

Dengan mengkampanyekan kebersihan lingkungan melalui perilaku membuang sampah pada tempatnya, maka kita secara tidak langsung telah menjaga kota Nabire agar tetap bersih sekaligus menjaga satwa laut seperti hiu paus maupun satwa laut lainnya agar tidak punah.



Seperti diketahui, seekor ikan hiu paus (whale shark), ditemukan warga mati terdampat di pesisir pantai yang berlokasi diantara kampung Wanggar Sari dengan Kaladiri, Distrik Wanggar Nabire.

Dari penjelasan warga yang dimintai keterangannya oleh Nabire.Net, hiu paus tersebut diduga telah berada di pesisir pantai sejak rabu (25/09).

(Baca Juga : Hiu Paus Yang Terdampar Di Pesisir Pantai Kaladiri Nabire Telah Dikubur)

Namun warga tidak mengetahui penyebab matinya ikan yang menjadi ikon pariwisata bahari di kota Nabire ini.

World Economic Forum pada 2016 menyatakan ada lebih dari 150 juta ton plastik di samudra planet ini. Tiap tahun, 8 juta ton plastik mengalir ke laut. Padahal plastik bisa berumur ratusan tahun di lautan dan terurai menjadi partikel kecil dalam waktu yang lebih lama lagi. Plastik bakal terakumulasi terus dan terus di laut.

“Tanpa tindakan yang signifikan, kelak bakal lebih banyak plastik ketimbang ikan di samudra, berdasarkan bobotnya, pada 2050,” kata World Economic Forum dalam ‘The New Plastics Economy, Rethinking The Future of Plastics‘.

Bahkan pada tahun 2025 mendatang, rasio plastik dibanding ikan di samudra diperkirakan menjadi 1:3. Plastik bakal terus bertambah menjadi 250 juta ton, sedangkan jumlah ikan terus menurun akibat penangkapan yang makin gencar.

[Nabire.Net]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *