Guru & Dokter Ogah Ditugaskan Di Papua

Deputy Country Director United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia Stephen Rodriques mengatakan, masyarakat Papua dan Papua Barat sulit untuk mengakses pendidikan dan kesehatan karena guru dan dokter enggan bekerja di wilayah terpencil.

“Mereka (masyarakat Papua) merasa sulit akses kesehatan dan pendidkan, guru-guru dan dokter tidak mau bekerja di daerah terpencil dan kami melihat kehidupan di sana buruk,” kata Stephen saat acara Seminar Nasional United Nations Development Programme (UNDP) bertajuk ‘Pembangunan yang Berpusat pada Masyarakat di Papua dan Papua Barat’ di Hotel Le Meridien, Jakarta, Selasa (17/12/2013).

Ia menyebutkan saat ini ada sedikitnya 211 suku Papua yang tinggal di daerah terpencil. Masyarakat ini perlu ditingkatkan kesejahteraannya baik kehidupan, pendidikan, maupun kesehatan.

“Ada 211 suku Papua yang tinggal di daerah terpencil. Ini suatu tantangan. Papua kaya sumber daya alam,” katanya.

Ia menjelaskan, perekonomian Indonesia saat ini terus berkembang dengan cepat begitu pun ekonomi Papua. “Indonesia ekonominya sangat berkembang dengan cepat, Papua juga. Pendapatan per kapita Indonesia tinggi, Papua juga berkontribusi tinggi, tapi bagaimana kesejahteraan Papua,” tegasnya.

Stephen menambahkan, pihaknya bekerjasama dengan pemerintah Belanda dan Selandia Baru juga mitra-mitra lokal untuk bersama-sama mengembangkan masyarakat Papua.

“Kami berusaha mencari solusi. Ini yang sedang kami lakukan. Kami bekerjasama dengan pemerintah provinsi setempat untuk penganggaran. Tugas kami bagaimana memastikan layanan kesehatan dan pendidikan di Papua dan Papua Barat terpenuhi,” katanya.

Papua dan Papua Barat merupakan wilayah yang punya tingkat kemiskinan paling tinggi di Indonesia.

Berdasarkan data BPS per Maret 2013, persentase kemiskinan di Papua mencapai 31,1% dari jumlah penduduk Indonesia. Angka ini dua kali lipat lebih tinggi dari tingkat rata-rata kemiskinan di Indonesia yaitu 11,37%.

(Sumber : Detikcom)

2 Responses to Guru & Dokter Ogah Ditugaskan Di Papua

  1. samuel wamaer berkata:

    kenapa guru dan dokter tidak mau bertugas di papua ? karena gaji kecil,sering termabat gajian,transportasi susah,siruasi keamanan tdk di jamin oleh negara,dan yang yerpenting lagi yaitu para tenaga guru dan dokter tidak di support oleh pemerintah jadi kasihan mereka mau ngajar pakai apa,mau obatin pasien obat tdk ada masa mereka harus pakai uang sendiri yang datangnya dari orang tua mereka.

  2. Rangga Ayudha berkata:

    Saya dokter dari kabupaten puncak ilaga,penempatan Distrik Agandugume (boleh dicari referensinya).
    Sudah bertugas disana lbih kurang 3 tahun sampai dengan sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *