Dahlan Iskan Resmikan Pengolahan Ikan PT Perikanan Nusantara Cabang Sorong

Menteri BUMN, Dahlan Iskan, Jumat (27/9) kemarin meresmikan untuk pengolahan ikan milik PT Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Sorong, yang berlokasi di eks Usaha Mina Sorong.

Dalam sambutannya, Dahlan Iskan mengatakan, PT Perikanan Nusantara Cabang Sorong (Eks Usaha Mina,red) kondisinya sangat sulit, karyawannya tidak mendapatkan gaji beberapa tahun. Karena itu, berbagai cara dilakukan untuk menghidupkan kembali perusahaan ini sehingga mampu dan berkembang menjadi perusahaan yang solid, guna mengelola potensi perikanan di perairan Sorong dan sekitarnya yang sangat melimpah.

“Apa mungkin mayat bisa hidup lagi, Perikanan Nusantara adalah mayat yang belum dikubur, dan untung belum dikubur sehingga kita lakukan pemeriksaan apakah sudah mati betul atau masih ada nafasnya. Memang benar-benar sulit, karena bukan hanya sudah meninggal dunia tetapi juga meninggalkan utang yang nilainya diatas 50 miliar, sehingga untuk menghidupkannya kembali memerlukan pemikiran dan kerja yang luar biasa,” kata Dahlan Iskan.

Selaku menteri BUMN, Dahlan meminta agar utang tersebut diselesaikan sehingga perusahaan ini dapat berjalan lagi. Di tahun pertama lanjutnya, urusan utang dapat diselesaikan, sementara di tahun kedua dapat bangkit lagi, dan ke depannya harus jaya lagi. Salah satu upaya yang dilakukan PT Perikanan Nusantara Cabang Sorong, adalah mendayagunakan galangan kapal mengingat cukup banyak kapal di wilayah Sorong yang perlu dilakukan perawatan dan perbaikan.

Galangan kapal yang dulunya hanya untuk melayani kapal perusahaan, kini dapat melayani kapal lain sehingga perusahaan bisa mendapatkan penghasilan. Penghasilan yang didapatkan dari galangan kapal ini, selanjutnya digunakan untuk pembangunan pabrik es yang saat ini sudah beroperasi, dan selanjutnya melangkah ke depan dengan pabrik pengolahan ikan. “Utang sudah lunas, pabrik es sudah jalan, unit pengolahan ikan mulai jalan, dengan demikian tanda-tanda kejayaan mulai ada dan hal tersebut adalah harapan kita bersama,” kata Dahlan Iskan yang disambut applaus meriah tamu undangan yang hadir.

Dikatakannya, Kota Sorong yang kecil dan tidak memiliki sumber daya alam, janganlah berkecil hati karena banyak kota di dunia yang tidak memiliki sumber daya alam, justru dapat lebih maju. Menurutnya, terkadang suatu daerah memiliki sumber daya alam, tetapi tidak maju-maju karena terlau menggantungkan pada sumber daya alam.

Dicontohkannya, Singapura dan Jepang, majunya luar biasa walaupun tidak memiliki sumber daya alam. Hal ini dikarenakan penduduk dan pemerintahnya berfikir terus bagaimana bisa maju, karena tidak bisa mengandalkan sumber daya alam.”Saya percaya, Kota Sorong juga dapat maju pesat dengan mengandalkan sumber daya manusia. Artinya, kerja harus lebih tegas, kerjanya harus lebih keras, perijinan harus lebih mudah, kota harus cantik, harus enak, aman, tidak boleh ada perampokan, pembunuhan. Apabila dapat terwujud, maka Kota Sorong bisa lebih istimewa dari daerah lain,” tukas Dahlan.

Dikisahkannya, kota New York hampir kalah dengan kota-kotabesar lainnya, maka Wali Kota New York bertanya-tanya mengapa New York banyak ditinggalkan orang-orang kaya. Ternyata, karena sering terjadinya kriminalitas. Karena itu, Ia berkomunikasi dengan kepala kepolisian agar bagaimana New York lebih aman, apa yang dibutuhkan dan sebagainya. Berbagai kebutuhan kepolisian diberikan untuk mendatangkan lagi keamanan yang hilang, sehingga saat ini New York terkenal sebagai kota yang aman. Imbas dari rasa aman tersebut, ekonominya juga berkembang pesat.

“Tidak punya batu bara tidak apa-apa, tidak memiliki hutan sagu tidak apa-apa, mengandalkan sumber daya manusia akan lebih hebat, lebih baik,” tandas Dahlan Iskan.

Kembali terkait dengan dihidupkannya pengolahan ikan PT Perikanan Sorong (eks PT Usaha Mina), Dahlan Iskan meminta Wali Kota Drs Ec Lambert Jitmau untuk bersabar menunggu kejayaan kembali pengolahan ikan PT Perikanan Nusantara. Dalam hal ini, menteri kelahiran Magetan 17 Agustus 1951 itu mengatakan, dalam menghidupkan kembali Pengolahan Ikan Perikanan Nusantara butuh waktu.

“Menghidupkan mayat itu bertahap, pelan-pelan. Punya nafas dulu, bangkit, bisa jalan dan kemudian berlari. Kalau mayat hidup dan langsung berlari itu nanti orang takut semua, bisa dikira hantu nanti. Jadi pak wali kota sabar, kita tetap akan membenahi lingkungan ini jadi ada taman yang indah, memperbaiki bangunan yang sudah kumuh itu, tapi pelan-pelan. Sekarang yang penting produksinya bisa jalan dulu dan menghasilkan,” ujar Menteri BUMN yang sangat cerdas itu.

Acara peresmian Pengolahan Ikan PT. Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Sorong yang dipandu Master Of Ceremony (MC) Sri Nona yang sehari-hari menjabat Kepala Cabang Pengolahan Ikan PT Perikanan Sorong ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Menteri BUMN dan dilanjutkan dengan penekanan tombol oleh Menteri BUMN didampingi Dirut PT Perikanan Nusanrata, dan Wali Kota Sorong, menandai resmi beroperasinya Unit Pengolahan Ikan milik PT Perikanan Nusantara Cabang Sorong ini.

Dahlan Iskan didampingi istri, Ny Nafsiah Dahlan Iskan, selanjutnya menggunting pita, dan sebagai bentuk syukur dan demi keberuntungan, juga dilakukan pelepasan burung Merpati. Selanjutnya, dan tamu undangan lainnya, meninjau dari dekat proses pengolahan ikan. Selanjutnya, Dahlan Iskan didampingi istri, dan tamu undangan lainnya, meninjau dari dekat proses pengolahan ikan yang ke depan akan dikembangkan menjadi industry perikanan terpadu di Kota Sorong ini.

Sebelum, Wali Kota Sorong, Drs.Ec Lambert Jitmau,MM, di hadapan Menteri BUMN, memaparkan seluk beluk Kota Sorong. Wali Kota mengatakan, Kota Sorong merupakan kota terkecil di NKRI dengan luas hanya sekitar 1.105 Km2i, dengan jumlah pendudukan 296.000 jiwa, dan merupakan kota terpadat di Papua. Selain itu, Kota Sorong juga tidak memiliki sumber daya alam, sehingga PAD-nya hanya mengandalkan sektor jasa.

Wali Kota mengungkapkan, Usaha Mina di era 70-an, merupakan perusahaan pengolahan ikan ternama di Sorong. Masa jayanya berlangsung 20-30 tahun, namun kini kondisinya sangat memprihatinkan, kumuh dan tak terawat. Karena itu, perhatikan yang diberikan Menteri BUMN untuk menghidupkan kembali perusahaan ini, merupakan kebahagiaan bagi seluruh warga Sorong Raya.

“Kami juga berharap, perekrutan karyawan mengutamakan kami yang hitam ini, keriting yang ada di Sorong, jangan rekrut atau datangkan dari luar Papua,” harap Wali Kota.

Sementara itu, Direktur Utama PT. Perikanan Nusantara, Dr. Abdussalam Konstituanto,MM.Ak dalam kesempatan ini mengatakan, PT Perikanan Nusantara merupakan gabungan dari sejumlah perusahaan perikanan BUMN. Hal ini merupakan suatu tantangan, dengan komitmen dan kegigihan untuk menumbuhkan kembali, menujunkkan pertumbuhan yang luar biasa, dan di tahun 2012 lalu menujukkan peningkatan 200 persen. Dikatakannya, sesuai arahan Menteri BUMN, salah satu fokus PT. Perikanan Nusantara adalah di Sorong. Karena itu, dilakukan pembangunan unit pengolahan ikan, termasuk pendukung lainnya seperti pabrik es yang sudah beroperasi, unit docking (perbaikan kapal,red), untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya PT. Perikanan Nusantara Cabang Sorong.

“Papua dan Sorong khususnya di bidang perikanan, terletak pada kolam ikan, wilayah perikanan pengelolaan 715, 716 dan 718 yang berarti potensi ikan yang ada di wilayah Sorong dan sekitarnya merupakan kolam ikan bagi Indonesia,” terang Abdussalam.

Dengan potensi perikanan yang begitu melimpah, tentunya menjadi tantangan bagi pihaknya di PT Perikanan Nusantara, terlebih dengan luas wilayah Indonesia sekitar 12 juta Km Persegi, dua pertiganya adalah lautan. Dengan potensi bidang perikanan mencapai 82 Miliar Dollar, apabila dikelola dengan baik, akan menjadi motivator utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Menurutnya, apa yang dilakukan PT. Perikanan Nusantara ke depan adalah membangun industri perikanan terpadu, dari hulu ke hilir. Salah satunya adalah bermitra dan bekerjasama dengan masyarakat nelayan.

“Kita akan kemabangkan dan berdayakan nelayan, jadi bukan hanya semata-mata karena bisnis, tetapi kerjasama untuk menumbuhkembangkan dan meningkatkan kesejahteraan nelayan,” tukas Abdussalam Konstituanto.

Sebelum meresmikan Unit Pengolahan Ikan milik PT Perikanan Nusantara (Persero) Cabang Sorong, Dahlan Iskan yang bermalam di tempat wisata Waiwo Kabupaten Raja Ampat, dengan menggunakan Helikopter SGI, meninjau dari dekat lokasi rencana pembangunan perusahaan sagu pertama di Papua yang terletak di distrik Kais Kabupaten Sorong Selatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *