Bupati Kecil Stop Bikin Gerakan Tambahan

Oknum-oknum yang tidak bertanggung di Kabupaten Tolikara yang selama ini mengatasnamakan bupati dan wakil bupati harus segera hentikan kegiatan dan stop ciptakan konflik. Jangan ada lagi bupati-bupati kecil di Tolikara. Saat ini, rakyat Tolikara butuh pembangunan.

Demikian ditegaskan mantan Bupati Tolikara, DR Jhon Tabo, MBA disela-sela ibadah syukuran Perdamaian di Lapangan Merah Putih, Karubaga Ibukota Kabupaten Tolikara pekan ini.

“Rakyat Tolikara harus bersatu. Jangan ada lagi bupati-bupati kecil, semua masyarakat harus dukung ade bupati dan wakil bupati yang sekarang supaya pembangunan dapat dilaksankan,”tegas Tabo dihadapan ribuan masyarakat.

Hadir dalam ibadah tersebut, Kapolda Papua, Irjen Pol Tito Karnavian,serta Danrem 172/PWY,Kol Inf.Herman Asraibab, Kepala SKPD dilingkungan Pemprov Papua antara lain Kepala Dinas PU, Ir .Michael Kambuaya, Kepala BPSDM Papua, Zakarias Giay, Kepala DInas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, Elias Wonda,S.Pd,MH dan Kepala Bappeda, Dr. Muhammad Mussad dan lainnya.

Sementara itu, Gubernur Papua, Lukas Enembe, S.IP, MH dalam kesempatan tersebut mengajak rakyat Tolikara untuk berdamai dan tidak boleh ada lagi permusuhan. Dia berharap masyarakat dapat mendukung seluruh proses pembangunan yang kini sedang dilaksanakan pemerintah.

“Sekarang ini semua anak-anak Papua yang memimpin daerah ini. Makanya, saya minta masyarakat untuk mendukung kami. Gubernur dan Wagub sekarang anak pegunungan Papua, kami pasti berikan perhatian besar bagi seluruh masyarakat Papua,”ungkap Gubernur.

Hal senada juga dikemukakan Wakil Gubernur [Wagub], Klemen Tina,SE,MM. Wagub dalam kesempatan itu menegaskan bahwa kalau dulu, porsi pembangunan sebagian besar difokuskan untuk daerah-daerah perkotaan, maka kini fokus pembangunan ditujukan untuk masyarakat di kampung-kampung. “Semua yang ada sekarang pimpin Papua adalah anak-anak Papua, makanya jangan takut. Pisau kami yang pegang, pasti kami bagi pembangunan dengan rata,”kata Wagub.

Sementara itu, Bupati Tolikara, Usman G Wanimbo, SE,M.Si mengatakan ibadah syukuran ini hendaknya menjadi momentum bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk saling mendukung menyelesaikan seluruh pembangunan yang sedang dilakukan.

Bupati berharap konflik dan permusuhan harus dibuang jauh-jauh dari Tolikara, karena rakyat dari waktu ke waktu tidak dapat menikmati pembangunan dengan baik akibat adanya perselisihan. “Jangan ada lagi permusuhan. Kita begandengan tangan membangun Tolikara,” ajak Bupati.

Sementara itu, Pdt. Lipiyus Biniluk, S.Th saat mewartakan Injil disela-sela Ibadah Syukuran Perdamaian di Lapangan Merah Putih, Karubaga ibukota Kabupaten Tolikara, mengatakan untuk mendukung percepatan pembangunan, maka seluruh komponen masyarakat di Kabupaten Tolikara harus bersatu dan harus berdamai. Konflik antar masyarakat hanya akan membawa petaka bagi masyarakat maupun kemacetan pembangunan.

“Khotbah kita terambil dalam 2 Tawarikh tadi jelas memberikan kita siraman rohani yang menitikberatkan bahwa perdamaian adalah hal yang sangat penting bagi kelanjutan hidup manusia,”ungkap Ketua Sinode Gereja Injili di Indonesia [GIDI] ini.

Biniluk mengatakan diera yang modern ini, masih banyak orang yang menginginkan jabatan, posisi dan kedudukan dengan cara-cara yang dilarang Tuhan. Seperti menyembah berhala-berhala, akibatnya, jabatan yang mere ka dapat dengan jalan pintas itu pada akhirnya berakhir bencana dan suka duka.

“Kita harus hindari menyembah berhala-berhala karena tidak aka nada kedamaian. Hanya lewat Jesus Kristus bisa peroleh keselamatan,”ujar Pdt Biniluk.

(Sumber : PapuaPos.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *