21 Mahasiswa Intan Jaya Kota Studi Jatim Siap Pulkam Jika Pemkab Tak Cairkan Bantuan

(Yeskiel Belau, mahasiswa Intan Jaya)

Malang – Hingga saat ini (09/09), mahasiswa Intan Jaya yang tersebar di berbagai kota studi di seluruh Indonesia masih menunggu dana bantuan studi dari pemerintah kabupaten Intan Jaya, yang sudah 2 tahun mandek.

Hal itu dikatakan Yeskiel Belau, mahasiswa Pasca Sarjana STFT Widya Sasana Malang Jawa Timur, Senin (09/09), kepada Nabire.Net.

Selama ini mahasiswa sudah sering membangun komunikasi secara baik dengan pemkab Intan Jaya, salah satunya pada bulan Agustus lalu. Namun pemerintah Intan Jaya hingga hari ini belum melaksanakan kewajibannya.

Salah satu aksi mahasiswa Intan Jaya digelar dalam bentuk unjuk rasa di Nabire berujung pada pengrusakan rumah Kadis Kesra Intan Jaya, Titus Agimbau, 12 Agustus lalu.

(Baca Juga : Rencana Aksi Demo Mahasiswa Intan Jaya Di Bandara Nabire Dihentikan)

Setelah peristiwa itu, para mahasiswa-mahasiwi sempat bertemu dengan Kabid Humas Intan Jaya, Yohakim Mujizau dan Sekretaris DPRD Kabupaten Intan Jaya, Nenu Tabuni 13 Agustus 2019. Kemudian selanjutnya aksi unjuk rasa mahasiswa-mahasiswi menuntut hak biaya studi mereka ini berhenti di sini.

Selanjutnya semua orang Papua, termasuk para mahasiswa-mahasiswi asal Kabupaten Intan Jaya itu dikagetkan oleh peristiwa kekerasan, persekusi dan rasisme yang telah dilakukan masyarakat Jawa Timur terhadap bangsa Papua mulai tanggal 15 Agustus di Kota Malang dan selanjutnya di Kota Surabaya, Semarang dan Makasar. Maka konsentrasi semua orang Papua masih mengarah ke sana.

Dalam situasi itu, tadi malam saya mendapat informasi dari Domy Sani, salah satu anggota mahasiswa asal Kabupaten Intan Jaya yang tinggal di Kontrakan mahasiwa-mahasiwi Kabupaten Intan Jaya di Surabaya (Jawa Timur), bahwa dia bersama beberapa mahasiswa-mahasiswi asal Kabupaten Intan Jaya di Jawa Timur itu terancam tidak kuliah tahun ajaran ini, karena terkendala dengan biaya studi.

Menurut Domy, sebagian besar temannya sudah pulang ke Papua dan kini tinggal sedikit orang saja, tadi malam saat chat di Group WA Mahasiswa/i Intan Jaya, dikabarkan bahwa sebanyak 21 mahasiswa dikabarkan akan pulang ke bumi cendrawasih.



Tentu ini jumlah sementara saja dan kemungkinan besar jumlahnya akan bertambah. Nama-nama mahasiswa-mahasiswi asal Kabupaten Intan Jaya kota studi Jawa Timur yang sudah menyatakan siap untuk pulang ke Kampung, karena terkendala biaya studi adalah sebagai berikut :

  1. Heron Tipagau

  2. Marius Duwitau

  3. Hosea Tapani

  4. Ance Jegeseni

  5. Melek Bagau

  6. Ida Ugipa

  7. Denias Miagoni

  8. Ester Bagau

  9. Dommy Sani

  10. Nemia Belau

  11. Listha Sondegau

  12. Brigita Sondegau

  13. Nelson Sondegau

  14. Otis Sondegau

  15. Pinelia Belau

  16. Fransina Duwitau

  17. Feby Sondegau

  18. Maria Magdalena Tebay

  19. Imanuel Sondegau

  20. Bruno Selegani

  21. Nopen Songegau

Jumlah ini masih akan meningkat jika diakumulasikan dengan mahasiswa Intan Jaya yang berada di kota studi lainnya seperti di Jawa Tengah, Jawa Barat, Bali dan lain sebagainya.

Oleh karena menurut Yeskiel Belau meminta perhatian pemkab Intan Jaya secara bijak untuk melindungi mahasiswa Intan Jaya yang menuntut ilmu dengan memberikan bantuan dana studi mereka.

“Sangat dibutuhkan suatu sikap proteksi generasi bangsa yang bijak dari pihak Pemerintah Kabupaten Intan Jaya, tanpa bersungut-sungut dengan hati yang penuh kasih dapat mencairkan dana biaya studi bagi semua mahasiswa-mahasiswi asal Kabupaten Intan Jaya di seluruh Indonesia, entah dari mana sumbernya meski kami tahu bahwa dana Otonomi Khusus cukup besar juga untuk biaya studi generasi bangsa ini”, urai Yeskiel.

Sampai kapan lagi pemkab Intan Jaya akan membiarkan mahasiswa mereka terkendala biaya dan terpaksa harus pulang kampung dan tak dapat melanjutkan studinya ? Yeskiel berharap agar hal itu tidak sampai terjadi.

[Nabire.Net]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *